Selasa, 19 Januari 2010

Menundukkan Pandangan..


Bagaikan udara,cinta menyapa diri yang sedang termenung...
Kesucian akan fitrah yang merangkai untaian semangat dan sempurnanya iman...keindahan yang tak bisa dibahasakan kecuali cinta sendiri yang akan menuturkan...

Keindahannya begitu elok seakan tujuh warna tak mampu melukiskan..
Seakan sejuta huruf takkan mampu merangkai kalimatnya...
Cinta adalah fitrah yang disematkan karena Allah teramat sayang pada hamba-hambanya yang menjadikan kita berpasang-pasang...
Tapi...
Kadang...nafsu tak bisa tinggal diam..
Teramat sering ia mengatasnamakan dirinya cinta..
Terlalu kerap ia mempekenalkan diri sebagai cinta..
Dan pada saat yang sama..
Jiwa kadang terlalu lemah untuk membedakan..
Terlampau sering tak bisa berdiri tegar diatas kebenaran fitrahnya....
Terlalu tergesa disaat menanti..
Terlalu bodoh untuk memaknai dan menggantungkan harap...

Cintaku takkan pernah bernuansa indah jika Engkau tak mengindahkannya Ya Rabb...
Perjuangan menjaga diri bagai berperang diterik gurun tanpa persiapan bekal apapun...
Tapi Ya Allah....ini adalah satu yang benar-benar hamba maknai sebagai bentuk cinta-MU pada hamba,saat hamba menggapainya kelak...
Disaat menjemput dan berucap janji...disaat memulai dan menempuh bersama perjalanan suci....
Bersama seorang bidadari hati....

Tapi....
Andaiku ..kadang mencoba untuk menyalahi..
Pun terlena pada keelokannya...
Pun karna terbuai oleh sinarnya...
Ingatkan aku....
Lewat sayang-MU yang lembut..
Lewat nasihat saudara saudara seperjuangan yang menerangkan kebenaran dengan penuh kesabaran...
Yang mengembalikan...
Makna cinta pada tempatnya yang sejati..
Kewujud asli...
Yaitu cinta kepada-MU...
Indahnya cinta karena-MU...
Takkan pernah bisa dibayangkan oleh imaji manapun...
Pun takkan bisa dinodai oleh noda kepalsuan dan kebohongan...
Sepucuk Cinta yang akan menyembuhkan bukan menyakitkan...

Bisakan diriku Ya Rabb untuk menundukkan pandangku selalu..
Walau cantiknya seorang ciptaan-MU itu mempesonaku..tapi simpanlah pada keindahannya sampai pada waktunya kelak...
Bisakan aku untuk selalu bersikap iffah...
Penuh malu bagai senja yang meredup malu kala batas malam perlahan melewatinya....
Tak menyingkap hijab,takkan melewati tirai yang yang telah digantungkan...

Tetapkanlah kami semua selalu dalam hidayah-MU...
Tetapkanlah kami semua dalam tunduk,taat dan cinta hanya kepada-MU..

Minggu, 10 Januari 2010

Notes dari Mario Teguh


Berikut adalah notes dari Mario Teguh,yang bisa kita jadikan renungan dan memperkaya pengetahuan kita tentang seni menjalani hidup..( Tulisan ini copas dari FaceBook Mario Teguh Super Notes ,mohon maaf bagi Penulis Asli Bapak Mario Teguh,jika belum meminta izin..)

MARIO TEGUH SUPER NOTE
MERAMALKAN KEBERHASILAN


.............


Adikku yang hatinya jujur dan tegas berpihak kepada yang penting bagi hidupnya,
Ijinkan aku mengulangi sedikit yang telah kukatakan tadi, bahwa
Dia yang lebih berfokus pada kesulitan, hanya akan melakukan yang paling mudah.
Padahal, tidak ada hal yang bernilai dan langgeng yang bisa dicapai dengan mengutamakan yang mudah-mudah saja.
Tetapi engkau lain.
Karena engkau menginginkan keberhasilan, engkau melihat kesulitan sebagai tanda bahwa engkau harus menambahkan lebih banyak kesungguhan dalam kerja mu.
Sehingga sebetulnya, bagi engkau yang melebihkan kesungguhan - tidak ada kesulitan.
Karena, singkatnya;
Kesulitan adalah perintah untuk menambahkan kesungguhan.
Dan ingatlah ini, bahwa
Jika keberhasilan belum menemui mu pada kesempatan pertama, engkau harus menerima kegagalan sebagai keberhasilan yang tertunda.
Maka,
Bersikap wajar-lah dalam menghadapi kegagalan, yang akan menjadi keberhasilan, segera setelah engkau memperbaiki cara-caramu.
Berpikirlah jernih dalam menghadapi tertundanya keberhasilan dari upayamu.
Berpikirlah jernih, karena kekalutan pikiran adalah hal terakhir yang kau butuhkan untuk keluar dari kesulitanmu.
Berpikirlah jernih, karena kejernihan pikiranmu-lah yang berpihak kepada keberhasilanmu.
Apakah tidak kau sadari bahwa untuk setiap menit yang kau gunakan untuk marah, memprotes, mengasihani diri, dan melihat diri sebagai korban, … engkau telah membuang 60 detik untuk memperbaiki kesiapan mu untuk mengulangi upaya pencapaian keberhasilanmu?
Tidakkah engkau melihat dengan jelas, bahwa pada suatu titik, upaya keberhasilanmu itu menjadi kontes keras-keras-an kepala antara kemauan-mu dengan kegagalan-mu?
Tinggal sekarang siapa yang lebih keras kepala.
Engkau atau kegagalan-mu.
Mungkin engkau merasa aku sedikit melucu di sini, tetapi perhatikanlah bahwa kakak-kakak mu yang hidupnya sejahtera, berbahagia, dan namanya disebut-sebut dalam pergaulan-pergaulan mulia itu – adalah mereka yang lebih keras kepala dalam menghadapi kegagalan.
Maka,
Keras-kepala-lah untuk kebaikan.
Membantah-lah, protes-lah, tolak-lah, ngeyel-lah, membangkang-lah, dan sangat berkeras-kepala-lah – jika itu adalah untuk keberhasilan mu.
Keras-kepala-lah untuk kebaikan.
Janganlah engkau bersikap keras kepala untuk menolak anjuran dan nasehat baik.
Janganlah engkau berlaku keras kepala, dan menolak cara-cara baru yang akan mengeluarkan dirimu dari kesulitan.
Janganlah engkau berkeras kepala mempertahankan cara-caramu yang usang, yang hanya menjadikanmu ahli kritik dan protes, tetapi yang hidupnya sendiri sulit.
Tidakkah engkau pernah bertanya kepada dirimu sendiri,
Jika engkau demikian benar, mengapakah hidupmu belum baik?
Jika engkau sulit menerima nasehat baik, sebetulnya nasehat seperti apakah yang sekarang sedang kau yakini untuk melemahkan hidupmu sendiri?
Tuluskanlah hati baikmu, dan
Berpihaklah kepada yang membahagiakan mu.
Keras kepala-lah untuk kebaikan mu.

Adikku yang dititipkan ibumu kepada ibuku,
agar aku melebihkan perhatianku bagi kebahagiaanmu,
Ketahuilah bahwa
Kesetiaanmu untuk memenangkan kebaikan hidupmu adalah pengukur kesetiaanmu kepada Tuhan.
Karena jika engkau ingin menggembirakan Tuhan, gembirakanlah Dia dengan menjadikan dirimu insan kebanggaan Tuhan,
yaitu insan yang berbuat baik, yang menyembah Tuhan, yang menasehatkan kebenaran, dan yang menasehatkan kesabaran.
Jika itu yang kau lakukan, tidak akan ada waktu dalam hidupmu yang melihat kerugian mu.

Adikku yang hatinya sudah sangat siap bagi kebesaran hidupnya,
Perhatikanlah ini;
Jika engkau berbicara sangat serius, engkau memulainya dengan “Demi Tuhan, …”
Dan jika Tuhan ingin engkau mengetahui bahwa Beliau serius mengenai pengertian baikmu mengenai kemenangan hidupmu, Tuhan memulainya dengan “Demi masa, …”
Waktu adalah waktu, tetapi masa adalah waktu yang di dalamnya terjadi sesuatu.
Sehingga engkau hanya akan menjadi sesuatu, jika engkau mengisi waktu mu dengan menjadikan sesuatu.
Jika engkau ingin menjadi pribadi yang bernilai, maka isilah waktu mu dengan pekerjaan yang bernilai.
Jika engkau ingin menjadi pribadi yang hidupnya sejahtera, apakah yang kau lakukan dalam waktumu itu – yang membantu orang lain mencapai kesejahteraan mereka?
Jika engkau ingin menjadi pribadi yang bebas dari kesedihan, apakah yang kau isikan dalam waktumu sebagai pelayanan yang mengobati luka hati saudaramu yang belum mudah hidupnya?
Jika engkau demikian merindukan kebahagiaan, apakah yang kau lakukan dalam keseharianmu untuk membahagiakan jiwa-jiwa yang terdekat denganmu?

Adikku yang hatinya ranum bagi kemuliaan,
Agar engkau bisa disebut ADA dalam kehidupan ini, Tuhan memberi mu waktu.
Tetapi,
Jika engkau ingin bisa disebut HIDUP, engkau harus mengisi waktu mu dengan kehidupan.
Hidup ini untuk hidup.
Engkau disebut hidup, karena engkau tumbuh.
Jika engkau menolak untuk memperbarui diri, engkau tidak ada bedanya dengan mereka yang tidak tumbuh.
Dan orang yang tidak tumbuh, hanyalah sebetulnya menghabiskan waktu, dan yang tidak akan ada bedanya dia pernah ada atau tidak.

Adikku yang hatinya sangat baik,
Apakah engkau merasa Tuhan sedang menyentuh hatimu?
Apakah engkau merasa sedang disuruh mengerti sesuatu yang penting bagimu?
Apakah engkau merasa sedang dilembutkan hatimu?
Apakah engkau merasa ingin menyandarkan kepalamu dan menenggelamkan tubuhmu yang letih itu kedalam pelukan Tuhan yang sangat menyayangimu?
Apakah engkau ingin melaporkan semua kesulitan dan kesedihanmu kepada Tuhan?
Apakah engkau merasa bahwa – sekarang,
saat engkau menyebut nama Tuhan dengan penuh kasih,
engkau merasa panggilan mesra mu kepada Tuhan bergema lembut di dada mu – karena serasa wajah Tuhan berada sangat dekat dengan pipi mu,
dan karenanya udara yang kau hirup merasuki sukma mu beraroma kesurgaan yang lembut dan disucikan dengan kasih sayang-Nya.
Tidakkah engkau merasa bahwa engkau sangat disayangi Tuhan?
Maka menangislah dengan jujur.
Tuhan-mu mengetahui semua yang kau sembunyikan. Tuhan mengetahui bahkan pengakuan-pengakuan rahasia di hatimu bahwa engkau belum sepenuhnya berlaku sebaik yang diharapkan-Nya.
Tetapi, jika Tuhan bukan tempat mu untuk mencurahkan semua rahasia hatimu, dan bukan muara bagi semua penyesalanmu, untuk apakah Beliau diseru sebagai Tuhan Yang Maha Pemaaf?

Adikku, sekarang … cobalah untuk membuktikan sifat-sifat kemuliaan Tuhan yang sangat mengasihi mu itu, cobalah untuk mengakui semua kelalaian mu, termasuk semua kesengajaan mu dalam menelantarkan kebaikan bagi diri mu dan bagi mereka yang seharusnya kau bahagiakan.
Mengaku saja-lah.
Cobalah kesediaan Tuhan untuk mendengarkan mu.
Curahkanlah semua keluhan dan protes mu.
Cobalah kesediaan Tuhan untuk mengerti mu.
Meratap dan menangislah.
Cobalah keluasan dan kelembutan kasih sayang Tuhan kepada mu.
Mohon maaf dan mintalah ampunan.
Cobalah keikhlasan Tuhan untuk memaafkan mu.
Lalu,
diam-lah …, menyerah-lah …, dan patuh-lah …
dan perlahan engkau akan merasa bahwa ada sesuatu yang menjadi lebih baik dalam diri mu.
Ada sesuatu yang membaik dalam pikiranmu, ada sesuatu yang membaik dalam hatimu, dan ada yang kau rasakan lebih baik dalam hidupmu.
Sambutlah perasaan kesurgaan itu dengan wajah terindah mu.
Tundukkanlah wajahmu dalam seindah-indahnya sujud.
Serahkanlah keseluruhan impian, keinginan, rencana, dan nafsu mu, … seluruhnya kepada Tuhan.
Serahkanlah semua keraguan dan ketakutanmu, … seluruhnya kepada Tuhan.
Jika Tuhan berbahagia dengan ketulusan penyerahan dirimu, apakah yang tidak akan dilakukan-Nya untukmu?
Jika engkau sepenuhnya berserah kepada Tuhan, Dia akan mencukupkan sekecil-kecilnya kemampuanmu, untuk mencapai sebesar-besarnya impianmu.
Jika engkau ikhlas hanya berharap kepada Tuhan, Dia akan mencukupkan satu hari bagimu, untuk mencapai hasil dari perniagaan yang dikerjakan oleh 1000 orang dalam 1000 hari.

Adikku yang sangat cerdas pikirannya dan yang sangat lembut hatinya,
Jika engkau mengharapkan kesejahteraan, mengapakah engkau tidak merindukan waktu-waktu dalam hari mu saat engkau bermanja-manja dengan Tuhan yang tidak terbatas kekayaan-Nya?
Jika engkau merindukan kebahagiaan, mengapakah engkau tidak sering-sering berbincang dengan Tuhan yang tidak terbatas kasih sayang-Nya?
Jika engkau menginginkan kehidupan yang indah, mengapakah engkau tidak menyediakan diri dan perilaku mu sebagai pemandangan yang indah bagi Tuhan Yang Maha Melihat?
Jika engkau ingin dipercayai untuk memimpin dengan kebesaran dan kemuliaan, mengapakah engkau tidak memulai untuk menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan amanah dalam pekerjaanmu hari ini?
Mulailah menjadi pribadi dengan kualitas yang kau impikan itu.
Ingatlah ini, adikku yang sedang disiapkan bagi kebesaran, bahwa
Penyesalan-penyesalan besar dalam hidupmu, bukanlah karena engkau lambat menyelesaikan, tetapi karena engkau lambat memulai.
Karena hidup ini adalah terutama tentang kebaikan hidupmu, bersegeralah dalam kebaikan.
Dan itu semua, karena engkau sangat disayangi Tuhan.

………..

Sahabat Indonesia yang super,

Marilah kita menjadi pribadi-pribadi baik yang bekerja keras membangun kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga kita.
Marilah kita saling ikhlas bekerja membantu penyejahteraan saudara-saudara kita yang masih lemah dan kekurangan, dan yang masih rentan diperlakukan tidak adil.
Kita tidak mungkin melihat Indonesia menjadi negara yang damai dan sejahtera, jika bukan kita yang bekerja keras untuk menjadikan bangsa kita bangsa yang jujur.
Dari pribadi-pribadi jujur-lah terbangun masyarakat yang jujur, dan dari masyarakat yang jujur inilah nanti terpilih para pemimpin yang amanah.
Janganlah menunggu dipimpin untuk memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan. Perintah untuk itu ditujukan kepada setiap jiwa kita, agar kita menjadi pemimpin yang memuliakan diri dan keluarga kita terlebih dahulu.
Karena,
Tidak ada keberhasilan yang utuh tanpa kebahagiaan keluarga.
Mudah-mudahan Tuhan menguatkan kita untuk mencapai sebesar-besarnya impian kita bagi kemuliaan kehidupan kita bersama.
Marilah kita tetap bersaudara dan bersahabat dalam kebenaran dan kesabaran.
Mohon disampaikan salam sayang untuk keluarga Anda tercinta, dari Ibu Linna dan saya.

Terima kasih atas ijin untuk melayani Anda.

Loving you all as always,