Selasa, 19 Januari 2010

Menundukkan Pandangan..


Bagaikan udara,cinta menyapa diri yang sedang termenung...
Kesucian akan fitrah yang merangkai untaian semangat dan sempurnanya iman...keindahan yang tak bisa dibahasakan kecuali cinta sendiri yang akan menuturkan...

Keindahannya begitu elok seakan tujuh warna tak mampu melukiskan..
Seakan sejuta huruf takkan mampu merangkai kalimatnya...
Cinta adalah fitrah yang disematkan karena Allah teramat sayang pada hamba-hambanya yang menjadikan kita berpasang-pasang...
Tapi...
Kadang...nafsu tak bisa tinggal diam..
Teramat sering ia mengatasnamakan dirinya cinta..
Terlalu kerap ia mempekenalkan diri sebagai cinta..
Dan pada saat yang sama..
Jiwa kadang terlalu lemah untuk membedakan..
Terlampau sering tak bisa berdiri tegar diatas kebenaran fitrahnya....
Terlalu tergesa disaat menanti..
Terlalu bodoh untuk memaknai dan menggantungkan harap...

Cintaku takkan pernah bernuansa indah jika Engkau tak mengindahkannya Ya Rabb...
Perjuangan menjaga diri bagai berperang diterik gurun tanpa persiapan bekal apapun...
Tapi Ya Allah....ini adalah satu yang benar-benar hamba maknai sebagai bentuk cinta-MU pada hamba,saat hamba menggapainya kelak...
Disaat menjemput dan berucap janji...disaat memulai dan menempuh bersama perjalanan suci....
Bersama seorang bidadari hati....

Tapi....
Andaiku ..kadang mencoba untuk menyalahi..
Pun terlena pada keelokannya...
Pun karna terbuai oleh sinarnya...
Ingatkan aku....
Lewat sayang-MU yang lembut..
Lewat nasihat saudara saudara seperjuangan yang menerangkan kebenaran dengan penuh kesabaran...
Yang mengembalikan...
Makna cinta pada tempatnya yang sejati..
Kewujud asli...
Yaitu cinta kepada-MU...
Indahnya cinta karena-MU...
Takkan pernah bisa dibayangkan oleh imaji manapun...
Pun takkan bisa dinodai oleh noda kepalsuan dan kebohongan...
Sepucuk Cinta yang akan menyembuhkan bukan menyakitkan...

Bisakan diriku Ya Rabb untuk menundukkan pandangku selalu..
Walau cantiknya seorang ciptaan-MU itu mempesonaku..tapi simpanlah pada keindahannya sampai pada waktunya kelak...
Bisakan aku untuk selalu bersikap iffah...
Penuh malu bagai senja yang meredup malu kala batas malam perlahan melewatinya....
Tak menyingkap hijab,takkan melewati tirai yang yang telah digantungkan...

Tetapkanlah kami semua selalu dalam hidayah-MU...
Tetapkanlah kami semua dalam tunduk,taat dan cinta hanya kepada-MU..

Minggu, 10 Januari 2010

Notes dari Mario Teguh


Berikut adalah notes dari Mario Teguh,yang bisa kita jadikan renungan dan memperkaya pengetahuan kita tentang seni menjalani hidup..( Tulisan ini copas dari FaceBook Mario Teguh Super Notes ,mohon maaf bagi Penulis Asli Bapak Mario Teguh,jika belum meminta izin..)

MARIO TEGUH SUPER NOTE
MERAMALKAN KEBERHASILAN


.............


Adikku yang hatinya jujur dan tegas berpihak kepada yang penting bagi hidupnya,
Ijinkan aku mengulangi sedikit yang telah kukatakan tadi, bahwa
Dia yang lebih berfokus pada kesulitan, hanya akan melakukan yang paling mudah.
Padahal, tidak ada hal yang bernilai dan langgeng yang bisa dicapai dengan mengutamakan yang mudah-mudah saja.
Tetapi engkau lain.
Karena engkau menginginkan keberhasilan, engkau melihat kesulitan sebagai tanda bahwa engkau harus menambahkan lebih banyak kesungguhan dalam kerja mu.
Sehingga sebetulnya, bagi engkau yang melebihkan kesungguhan - tidak ada kesulitan.
Karena, singkatnya;
Kesulitan adalah perintah untuk menambahkan kesungguhan.
Dan ingatlah ini, bahwa
Jika keberhasilan belum menemui mu pada kesempatan pertama, engkau harus menerima kegagalan sebagai keberhasilan yang tertunda.
Maka,
Bersikap wajar-lah dalam menghadapi kegagalan, yang akan menjadi keberhasilan, segera setelah engkau memperbaiki cara-caramu.
Berpikirlah jernih dalam menghadapi tertundanya keberhasilan dari upayamu.
Berpikirlah jernih, karena kekalutan pikiran adalah hal terakhir yang kau butuhkan untuk keluar dari kesulitanmu.
Berpikirlah jernih, karena kejernihan pikiranmu-lah yang berpihak kepada keberhasilanmu.
Apakah tidak kau sadari bahwa untuk setiap menit yang kau gunakan untuk marah, memprotes, mengasihani diri, dan melihat diri sebagai korban, … engkau telah membuang 60 detik untuk memperbaiki kesiapan mu untuk mengulangi upaya pencapaian keberhasilanmu?
Tidakkah engkau melihat dengan jelas, bahwa pada suatu titik, upaya keberhasilanmu itu menjadi kontes keras-keras-an kepala antara kemauan-mu dengan kegagalan-mu?
Tinggal sekarang siapa yang lebih keras kepala.
Engkau atau kegagalan-mu.
Mungkin engkau merasa aku sedikit melucu di sini, tetapi perhatikanlah bahwa kakak-kakak mu yang hidupnya sejahtera, berbahagia, dan namanya disebut-sebut dalam pergaulan-pergaulan mulia itu – adalah mereka yang lebih keras kepala dalam menghadapi kegagalan.
Maka,
Keras-kepala-lah untuk kebaikan.
Membantah-lah, protes-lah, tolak-lah, ngeyel-lah, membangkang-lah, dan sangat berkeras-kepala-lah – jika itu adalah untuk keberhasilan mu.
Keras-kepala-lah untuk kebaikan.
Janganlah engkau bersikap keras kepala untuk menolak anjuran dan nasehat baik.
Janganlah engkau berlaku keras kepala, dan menolak cara-cara baru yang akan mengeluarkan dirimu dari kesulitan.
Janganlah engkau berkeras kepala mempertahankan cara-caramu yang usang, yang hanya menjadikanmu ahli kritik dan protes, tetapi yang hidupnya sendiri sulit.
Tidakkah engkau pernah bertanya kepada dirimu sendiri,
Jika engkau demikian benar, mengapakah hidupmu belum baik?
Jika engkau sulit menerima nasehat baik, sebetulnya nasehat seperti apakah yang sekarang sedang kau yakini untuk melemahkan hidupmu sendiri?
Tuluskanlah hati baikmu, dan
Berpihaklah kepada yang membahagiakan mu.
Keras kepala-lah untuk kebaikan mu.

Adikku yang dititipkan ibumu kepada ibuku,
agar aku melebihkan perhatianku bagi kebahagiaanmu,
Ketahuilah bahwa
Kesetiaanmu untuk memenangkan kebaikan hidupmu adalah pengukur kesetiaanmu kepada Tuhan.
Karena jika engkau ingin menggembirakan Tuhan, gembirakanlah Dia dengan menjadikan dirimu insan kebanggaan Tuhan,
yaitu insan yang berbuat baik, yang menyembah Tuhan, yang menasehatkan kebenaran, dan yang menasehatkan kesabaran.
Jika itu yang kau lakukan, tidak akan ada waktu dalam hidupmu yang melihat kerugian mu.

Adikku yang hatinya sudah sangat siap bagi kebesaran hidupnya,
Perhatikanlah ini;
Jika engkau berbicara sangat serius, engkau memulainya dengan “Demi Tuhan, …”
Dan jika Tuhan ingin engkau mengetahui bahwa Beliau serius mengenai pengertian baikmu mengenai kemenangan hidupmu, Tuhan memulainya dengan “Demi masa, …”
Waktu adalah waktu, tetapi masa adalah waktu yang di dalamnya terjadi sesuatu.
Sehingga engkau hanya akan menjadi sesuatu, jika engkau mengisi waktu mu dengan menjadikan sesuatu.
Jika engkau ingin menjadi pribadi yang bernilai, maka isilah waktu mu dengan pekerjaan yang bernilai.
Jika engkau ingin menjadi pribadi yang hidupnya sejahtera, apakah yang kau lakukan dalam waktumu itu – yang membantu orang lain mencapai kesejahteraan mereka?
Jika engkau ingin menjadi pribadi yang bebas dari kesedihan, apakah yang kau isikan dalam waktumu sebagai pelayanan yang mengobati luka hati saudaramu yang belum mudah hidupnya?
Jika engkau demikian merindukan kebahagiaan, apakah yang kau lakukan dalam keseharianmu untuk membahagiakan jiwa-jiwa yang terdekat denganmu?

Adikku yang hatinya ranum bagi kemuliaan,
Agar engkau bisa disebut ADA dalam kehidupan ini, Tuhan memberi mu waktu.
Tetapi,
Jika engkau ingin bisa disebut HIDUP, engkau harus mengisi waktu mu dengan kehidupan.
Hidup ini untuk hidup.
Engkau disebut hidup, karena engkau tumbuh.
Jika engkau menolak untuk memperbarui diri, engkau tidak ada bedanya dengan mereka yang tidak tumbuh.
Dan orang yang tidak tumbuh, hanyalah sebetulnya menghabiskan waktu, dan yang tidak akan ada bedanya dia pernah ada atau tidak.

Adikku yang hatinya sangat baik,
Apakah engkau merasa Tuhan sedang menyentuh hatimu?
Apakah engkau merasa sedang disuruh mengerti sesuatu yang penting bagimu?
Apakah engkau merasa sedang dilembutkan hatimu?
Apakah engkau merasa ingin menyandarkan kepalamu dan menenggelamkan tubuhmu yang letih itu kedalam pelukan Tuhan yang sangat menyayangimu?
Apakah engkau ingin melaporkan semua kesulitan dan kesedihanmu kepada Tuhan?
Apakah engkau merasa bahwa – sekarang,
saat engkau menyebut nama Tuhan dengan penuh kasih,
engkau merasa panggilan mesra mu kepada Tuhan bergema lembut di dada mu – karena serasa wajah Tuhan berada sangat dekat dengan pipi mu,
dan karenanya udara yang kau hirup merasuki sukma mu beraroma kesurgaan yang lembut dan disucikan dengan kasih sayang-Nya.
Tidakkah engkau merasa bahwa engkau sangat disayangi Tuhan?
Maka menangislah dengan jujur.
Tuhan-mu mengetahui semua yang kau sembunyikan. Tuhan mengetahui bahkan pengakuan-pengakuan rahasia di hatimu bahwa engkau belum sepenuhnya berlaku sebaik yang diharapkan-Nya.
Tetapi, jika Tuhan bukan tempat mu untuk mencurahkan semua rahasia hatimu, dan bukan muara bagi semua penyesalanmu, untuk apakah Beliau diseru sebagai Tuhan Yang Maha Pemaaf?

Adikku, sekarang … cobalah untuk membuktikan sifat-sifat kemuliaan Tuhan yang sangat mengasihi mu itu, cobalah untuk mengakui semua kelalaian mu, termasuk semua kesengajaan mu dalam menelantarkan kebaikan bagi diri mu dan bagi mereka yang seharusnya kau bahagiakan.
Mengaku saja-lah.
Cobalah kesediaan Tuhan untuk mendengarkan mu.
Curahkanlah semua keluhan dan protes mu.
Cobalah kesediaan Tuhan untuk mengerti mu.
Meratap dan menangislah.
Cobalah keluasan dan kelembutan kasih sayang Tuhan kepada mu.
Mohon maaf dan mintalah ampunan.
Cobalah keikhlasan Tuhan untuk memaafkan mu.
Lalu,
diam-lah …, menyerah-lah …, dan patuh-lah …
dan perlahan engkau akan merasa bahwa ada sesuatu yang menjadi lebih baik dalam diri mu.
Ada sesuatu yang membaik dalam pikiranmu, ada sesuatu yang membaik dalam hatimu, dan ada yang kau rasakan lebih baik dalam hidupmu.
Sambutlah perasaan kesurgaan itu dengan wajah terindah mu.
Tundukkanlah wajahmu dalam seindah-indahnya sujud.
Serahkanlah keseluruhan impian, keinginan, rencana, dan nafsu mu, … seluruhnya kepada Tuhan.
Serahkanlah semua keraguan dan ketakutanmu, … seluruhnya kepada Tuhan.
Jika Tuhan berbahagia dengan ketulusan penyerahan dirimu, apakah yang tidak akan dilakukan-Nya untukmu?
Jika engkau sepenuhnya berserah kepada Tuhan, Dia akan mencukupkan sekecil-kecilnya kemampuanmu, untuk mencapai sebesar-besarnya impianmu.
Jika engkau ikhlas hanya berharap kepada Tuhan, Dia akan mencukupkan satu hari bagimu, untuk mencapai hasil dari perniagaan yang dikerjakan oleh 1000 orang dalam 1000 hari.

Adikku yang sangat cerdas pikirannya dan yang sangat lembut hatinya,
Jika engkau mengharapkan kesejahteraan, mengapakah engkau tidak merindukan waktu-waktu dalam hari mu saat engkau bermanja-manja dengan Tuhan yang tidak terbatas kekayaan-Nya?
Jika engkau merindukan kebahagiaan, mengapakah engkau tidak sering-sering berbincang dengan Tuhan yang tidak terbatas kasih sayang-Nya?
Jika engkau menginginkan kehidupan yang indah, mengapakah engkau tidak menyediakan diri dan perilaku mu sebagai pemandangan yang indah bagi Tuhan Yang Maha Melihat?
Jika engkau ingin dipercayai untuk memimpin dengan kebesaran dan kemuliaan, mengapakah engkau tidak memulai untuk menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan amanah dalam pekerjaanmu hari ini?
Mulailah menjadi pribadi dengan kualitas yang kau impikan itu.
Ingatlah ini, adikku yang sedang disiapkan bagi kebesaran, bahwa
Penyesalan-penyesalan besar dalam hidupmu, bukanlah karena engkau lambat menyelesaikan, tetapi karena engkau lambat memulai.
Karena hidup ini adalah terutama tentang kebaikan hidupmu, bersegeralah dalam kebaikan.
Dan itu semua, karena engkau sangat disayangi Tuhan.

………..

Sahabat Indonesia yang super,

Marilah kita menjadi pribadi-pribadi baik yang bekerja keras membangun kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga kita.
Marilah kita saling ikhlas bekerja membantu penyejahteraan saudara-saudara kita yang masih lemah dan kekurangan, dan yang masih rentan diperlakukan tidak adil.
Kita tidak mungkin melihat Indonesia menjadi negara yang damai dan sejahtera, jika bukan kita yang bekerja keras untuk menjadikan bangsa kita bangsa yang jujur.
Dari pribadi-pribadi jujur-lah terbangun masyarakat yang jujur, dan dari masyarakat yang jujur inilah nanti terpilih para pemimpin yang amanah.
Janganlah menunggu dipimpin untuk memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan. Perintah untuk itu ditujukan kepada setiap jiwa kita, agar kita menjadi pemimpin yang memuliakan diri dan keluarga kita terlebih dahulu.
Karena,
Tidak ada keberhasilan yang utuh tanpa kebahagiaan keluarga.
Mudah-mudahan Tuhan menguatkan kita untuk mencapai sebesar-besarnya impian kita bagi kemuliaan kehidupan kita bersama.
Marilah kita tetap bersaudara dan bersahabat dalam kebenaran dan kesabaran.
Mohon disampaikan salam sayang untuk keluarga Anda tercinta, dari Ibu Linna dan saya.

Terima kasih atas ijin untuk melayani Anda.

Loving you all as always,

Kamis, 31 Desember 2009

Nasyid "mengemis Kasih"

Walau nasyid udah lama,tapi inilah Nasyid yang sering menemaniku akhir akhir ini....
Tiap mendengarkannya ,masya Allah pengen rasanya berlinang airmata ini,...
teringat kerumitan hati yang menghampiri akhir akhir ini..
lelah....rasanya menaruh simpati jika belum waktunya....
pasrah dan tawakal kepadaMU semua rasa ini.....ingin tak kuulang lagi kebodohan hati...seelok apapun dia,lindungilah hamba dari kebodohan itu.....


Mengemis kasih
Album : Gema Alam
Munsyid : Raihan



Tuhan dulu pernah aku menagih simpati
Kepada manusia yang alpa jua buta
Lalu terseretlah aku dilorong gelisah
Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah

Semalam sudah sampai kepenghujungnya
Kisah seribu duka ku harap sudah berlalu
Tak ingin lagi kuulangi kembali
Kerak dosa yang mengiris hati

Tuhan dosa ku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitik nikmat-Mu di bumi

Tuhan walau taubat sering kumungkir
Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi
Bila selangkah kurapat pada-Mu
Seribu langkah Kau rapat padaku

Selasa, 29 Desember 2009

Kerumitan Hati


Tak selamanya hal ini berarti dan bahkan telah mengungkung sang diri...
Semesta tolong puitiskan keluhan ini..
Bunga telah mekar tapi aku belum bisa memetiknya...
Karena bunga berada di lembah sedang aku ditengah samudera...
Tapi tak apalah...kadang angin pasang membawaku ke tepian ...


aku...lelah...
hati tanpa mata yang buta dibinasakan racun yang begitu kuat...
Racun syahwat yang begitu kental dengan senyawa yang begitu melenakan..
semuanya atasnama cinta...dan aku pun takut terbius,terbawa...
Kuperjuangkan diriku diatas kebimbangan berisikan fitnah dan keinginan yang begitu menekan..
Pucuk pucuk sesal seakan datang membawa kesia-siaan...
aku tak bisa terus terusan menahan goncangan...
aku lemah...jika tak dibantu dikuatkan...
Duhai angin...sampaikan risalah yang suci ke lubuk hati lewat lembutmu..
Biar semua tahu,aku rindu akan kesucian cinta yang diridhoi-NYA...
Cinta bukanlah permainan,bukan pula dongeng manis sesaat,...
Cinta bagaikan lagit sore yang menanti datangnya bintang senja...
Selalu pasti dan selalu suci..

Aku tersudut lewat kerumitan yang tak beralasan..
Ya ALLAH tolong ampuni hamba,...
Terlalu lemahnya hamba..
Terlalu bodoh hamba untuk bisa membedakan
Antara fitrah kesucian dengan nafsu yang menghancurkan...
Tapi aku tak ingin semua jadi percuma..
Ada saatnya aku mengungkapkannya nanti...
rasa yang tak terucap,rasa yang membawa kehormatan..

Apakah artinya cinta jika tak dibalut dengan kesucian...
Hanya kan jadi cerita ego terbuang tak bermakna...
Aku ingin mencintaiMU,selalu....
dan merindu cinta dijalanMU..
tak ingin libatkan cerita yang menjadikanku bodoh dan tersiksa..
lewat nuansa asmara yang membinasakan..
Na’udzubillah....Na’udzubillah...
Lindungi hamba ya Rabb...


Kurindukan nuansa dijalanMU
Dinda yang menanti dan mempercayaiku sebagai imam yang bertanggung jawab dunia dan akhirat atasnya...
Kurindukan penyempurnaan setengah agamaku..
Lewat seorang yang akan membawakanku kedamaian hati dan perasaan..
Seorang yang membawa perubahan yang mendekatkan..
kepadaMU...
mencandaiku disore hari,menyayangiku sepenuh hati,
menemaniku di saat ku futur ,disaat ku menepi...
sabar menunjukkan jalan yang suci..
menyenangkanku disaat lelah..yang manis membahagiakan...
tak pernah pergi di saat ku terpuruk..
tak pernah lupa akan perhatian...
menguatkanku di jalan jihad..
membantuku menangkal fitnah syahwat..
kurindu dia Ya Rabb,
bunga.....itu....


( maaf jika maknanya agak prematur,..ini hanya curhatan yang mungkin mewakili perasaan pada suatu waktu ...hehehehe pinter ngeles yah....astagfirullah..)

Senin, 28 Desember 2009

Nayla dan Keajaiban Kecilnya.


Nayla berangkat sekolah dulu ya mak,...!!!
nyaring teriakan Nayla, bergema ke seluruh penjuru bumi menyambut pagi...
Dan emak dengan lembut tersenyum sambil mengecup kening Nayla
“iya sayang,...hati hati di jalan...jangan bandel di sekolah yah...”

.......

Tapi suara suara itu menguap seiring waktu dan takdir yang berlalu...
Nayla tetaplah Nayla...
Bedanya tak ada lagi suara yang kini menjadi sebuah kenangan baginya...
Nayla sekarang sendiri...
Menghadapi laju hidup yang kian berakhir tak pasti...
emak telah pergi,abah juga telah pergi...

Tetes air mata Nayla subuh itu mengantarkan doa syahdunya..
Dikeheningan ia memohon ampunan pada Allah untuk kedua orang tuanya yang sekarang sudah tak bisa lagi bersamanya..
Nayla tetaplah Nayla...
Gadis kecil yang tegar...walau hidup menamparnya begitu keras..
Takdir melukai hati mungilnya, dengan sayatan yang begitu dalam..

Tapi satu hal,keajaiban kecilnya tak akan pernah hilang...

..........

Nayla bersiap berangkat sekolah...ia tetap tersenyum tulus pada dunia..
Senyumnya begitu manis...
Semangatnya tak pernah padam,tetap berpijar walau seperti lilin di tengah-tengah derasnya hujan..
Nayla takkan menyerah..
Ia harus tetap sekolah..Lagian hari ini ia harus ulangan matematika..
Pelajaran kesukaannya,..ia mau pertahankan nilainya seperti tes yang lalu...
Tak lupa ia siapkan uang hasil dari sisa mengamen kemarin sore, untuk bayar satu buku pelajaran yang hari ini wajib ia bayar,walau harus diangsur...

Nayla melenggang menempuh jalan harap dan asa...
Melewati tepian-tepian orang orang tersisihkan...
Nayla berlari menuju gerbang sekolah bersama mimpi-mimpi besarnya..
Yang ia percaya pasti bisa jadi nyata..
Gadis sekecil itu seharusnya belum pantas bermimpi..
Gadis sekecil itu seharusnya baru saatnya bermain dengan boneka beruang dan teman teman hayalannya...
Tapi tidak bagi Nayla...
Ia harus berharap dan terus berharap,belajar menantang hidup..
Berteriak di telinga sang takdir,berusaha...berusaha tetap berteriak....
Walau suara lirihnya sering tak dipedulikan,
walau suara lembutnya terdistorsi raungan ketidakadilan...tapi ia terus berteriak,bersenandung,bernyanyi dan segala hal yang ia lakukkan yang menyatakan ...”akulah Nayla,gadis kecil yang kelak akan menjadi orang bermakna....”

Sepulang sekolah tak ada kata istirahat baginya...
Adzan dzuhur telah menggema,ia sejukkan harapannya disiang itu..
Doa akan mengawali petualangan sorenya..”Ya,Allah berikanlah aku uang lima belas ribu saja buat bayar uang semesteran seminggu lagi Ya,...”
Doanya bernuansa di sejuknya angin dan binarnya mentari siang itu
Setelah itu ia ambil gitar rapuh yang selalu menemaninya mencari kepingan demi kepingan harapan...
Tak lupa ia masukkan mukena lusuhnya di tas sekolah yang telah ia keluarkan isi bukunya...
tas kumal yang senantiasa menemaninya sekolah dan berpetualang..
Tampaknya hari ini ia akan berpetualang sampai isya tiba...
Takut tak sempat pulang ke rumah buat sholat...

Nayla...tetaplah Nayla....
Nyanyian kecilnya,menggema bahkan sampai menggetarkan langit dan kantung-kantung kepastian....
Nayla.....berlarilah...
Aku percaya padamu....aku berdoa untukmu...
Aku berharap bersamamu.....
Engkau tak sendirian...
Ada semiliar nyanyian doa penuh harapan..
Dari anak-anak pilihan sepertimu...
Pegang erat mimpimu....
Dan percayalah...
ALLAH sayang padamu.....

( puisi ini untuk nayla-nayla yang saat ini sedang bermimpi sambil mendendangkan sebuah lagu di perempatan perampatan jalan,di terminal,di bus kota......buat : teman teman anak jalanan di seluruh penjuru negeri..,)

Jumat, 25 Desember 2009

Jalan Taubat


Walau ku tak bisa menangis
tapi aku pilu melihat hatiku yang terlilit perih...
karena ku jauh dari-MU,..
walau ku malu memohon..
tapi aku butuh Engkau....
Karena aku sangat lemah dan kelu....
Jika ini adalah jalan panjang,pastikan padaku dimana ujungnya
Dan bantulah aku melupakan pangkalnya......

Sepi ditemani serpihan sesal yang datang perlahan lalu menikam...
Dan yang ku kesal harus mendengar sang iblis tertawa menang...
Ampuni aku ya Rabb,...ku mohon bukakan pintumu,...
Aku tak bisa lagi mengetuknya lebih lama...
Karena diluar sini sangat dingin dan pekat..
Jangan biarkan aku mati tanpa terlebih dahulu bersaksi bahwa Engkaulah Segalanya bagiku....

Ku mohon peluk aku Ya Rabb,ku butuh sayangMU,...
Walau aku hanya sehelai rumput mengering dan kerdil di antara padang belukar yang begitu luasnya...
ku tak peduli......

Jika Engkau marah padaku..
Dan mengabaikanku....
Lalu Kepada siapa lagi aku harus memohon,,kepada siapa lagi aku meminta kasih sayang,......

Tapi Engkau tetap tersenyum padaku....walau ku telah menyakiti MU..tak akan ku ulang...tak akan ku ulang.....tak mau ku ulang......ku mohon bukakan pintuMU....Ampun Ya Rabb....Ampun.......

Illaahii lastu lil firdausi ahlaan, wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii , fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali, fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaa

Peri kecil itu bernama....(untitled)

Taman langit melayang ditiup angin sore yang mulai membelai..
Dan engkau ada disana....
Hamparan rumput yang ceria menghijau..di hamburan putik-putik bunga yang kebanyakan berwarna pink....
Dan ada engkau disitu..

Yeng perlahan mengepakkan sayap..yang sedang merajut benang-benang cita...yang sedang mendengar sang hidup mendongengkan cerita....

Harmoni taman sebiru langkah yang semakin hari semakin berlari....
Tapi masa ini adalah detik nan indah...,tempat mencari kepingan dan menuliskan huruf-huruf takdir kita...
Arak awan membawa labirin yang suatu hari pasti kan terurai...
Harapan akan ada bila kau harapkan...
Mimpi kan terwujud jika kau bersujud memohon,dan mulai bergerak tanpa ragu tanpa lunglai...
Taman selalu ada disini menjadi tempat istirahatmu dan pasti aku kan menjaganya...

Terbanglah adinda kecilku...,kuatkan tulang-tulang sayapmu...
Keindahan akan mewarnai jika sang hati mulai menari...
Yang Maha Cinta akan tersenyum jika melihatmu berjuang menjaga kesucianmu ,ketataanmu..
Hingga pada suatu saat nanti...DIA akan meanugerahi taman yang sesungguhnya...taman Jannah yang kita semua rindukan dan kau akan menjadi salah satu bidadarinya.....

Adindaku.....
Hari mungkin tak selamanya berkesan....
Kadang matahari berbinar terlalu pijar karena mega yang enggan menyapa..
Kadang hujan terlalu deras memancar karena rahmat yang banyak ditukar dengan kebodohan...
Tapi kau tak usah takut,tak perlu sembunyi....
Bukankah ada ArRahman Yang akan selalu Menemani....

Senandungmu mulai mengalun ku dengar..
Nyanyian kecilmu meliriskan lagu-lagu ceria nan cinta
Untuk menemani istirahatmu..
Kau pandangi bintang yang kau yakini tak akan pernah meninggalkan langit
Kau petik ia dan kau dekap sungguh untuk menemanimu
Lalu percayalah esok pagi pasti akan lebih berwarna dan penuh hikmah...

Cerialah adindaku karna ceriamu membantu dunia lebih bisa berpijar
Bahkan kumbang ungu di sudut bumi tak akan mampu mengalahkanmu

Terseyumlah ,tetaplah tersenyum walau kaca-kaca berantakan ramai dan bising,walau anekdot seringkali berbohong dan menawarkan suara-suara asing..

Melangkahlah dan tetapkan langkahmu walau kau lihat penat di depan ,walau letih senantiasa menahan...

Jagalah kesucian dan tetap jagalah walau sejuta rayu menawarkan,walau sejuta goda mencoba merusakkan....

Aku tahu engkau bisa
Karena bagiku kaulah langitku yang kokoh tanpa tiang diatas sana...
Karena kaulah adindaku yang sedang belajar dan suatu hari pasti giliranmu akan mengajarkan....
Karena....
engkaulah salah satu hamba-NYA yang DIA sayang......

kamu yang tanda tanya....

Lama ku berfikir ,ditemani serat-serat yang terkadang cemas....
Berfikir tentang kau........yang tanda tanya,
Langit terasa biru ,asing dan lapang..
Semangat sang kalbu tak akan kuasingkan
Walau kadang harus menemui lipstik-lipstik merah jambu yang senantiasa merayu..
Ku sandarkan harapku pada magrib yang merangkulku....
Hingga lama ku berfikir ,hingga sang kalbu menjadi pagi,hingga doa kembali menanti...
Engkaulah yang tanda tanya....
Siapakah engkau..?
Aku kangen padamu.....
Yang sama sama kita berdiri di pintu kerinduan,dan kau tersenyum dengan dzikirmu...
Siapakah engkau..?
Yang menangis di garis cahaya...yang menarik lurus garis cinta....
Yang lama aku harapkan,yang slalu sang kalbu tunggu...
Siapakah engkau..?
Yang menemani di kala sangsi,yang menguatkan di kala rapuh,yang menseka peluh dikala letih,dan memelukku dengan canda romantis..
Siapakah engkau...?
Yang rindu akan Rabbnya..yang terlalu manis hingga tanpa kusadari air mata syukurku menetes memuji Ya Rahim karna telah DIA titipkan engkau untuk menemani....
Engkaukah itu...?
Yang akan menjadi ibu dari anak-anakku,anak-anak kita yang akan kita ajari bagaimana mereka menjual diri untuk Tuhannya...
Engkaukah itu...?
Duhai bidadariku....Zaqfaranku....
Siapakah engkau....Engkaukah itu.....?
Siapapun engkau.....Engkau adalah gadisku.....

Selasa, 22 Desember 2009

All About Love


Haruskah menyembunyikan rasa cinta (kecuali kepada kekasih)? Tidak bolehkah mengekspresikan cinta? Mengapa? Bagaimanakah ekspresi cinta yang islami? Berikut uraian dari M. Quraish Shihab, Perempuan (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm. 87, 91-94:
Boleh jadi, ada orang yang malu bila bercinta sehingga menyembunyikan cintanya kecuali kepada kekasih. Ini bukanlah pada tempatnya, tidak juga dianjurkan agama. Silakan bercinta dan luapkanlah cinta kepada kekasih selama tidak melanggar agama dan norma budaya.
….
Cinta [pada] masa lalu adalah emosi yang meluap-luap, tetapi penuh kesucian dan kehormatan. Karena itu, betapapun hangatnya cinta, kehormatan selalu saja mengarahkan cinta ke arah yang wajar karena kehormatan lebih kuat daripada cinta. Ini pulalah yang menjadikan para pencinta saling menjaga kehormatannya dan mengindahkan nilai-nilai budaya yang berlaku. Ketika itulah dikenal cinta demi cinta dan pengorbanan demi cinta. Perempuan dengan cinta seperti ini, tidak dipandang hanya dari sisi kecantikan lahiriahnya, tetapi lebih-lebih kepada kecantikan jiwanya. Ini pulalah yang menjadikan cinta pada masa lalu bertahan sangat lama –kalau enggan berkata langgeng– dan cinta seperti itulah yang dikehendaki agama, yakni memandang lawan jenis sebagai manusia dwi-dimensi –ruh dan jasad– yang menyandang keindahan ruhani dan jasmani.
Para pakar mengingatkan perbedaan antara cinta dan syahwat. Cinta adalah kecenderungan hati yang mendalam terhadap sifat-sifat lahir dan batin kekasih, sedangkan syahwat hanyalah dorongan nafsu kepada sifa-sifat lahiriah kekasih, yakni kepada jasa saja. Karena itu, mestinya tidak ada cinta dari pandangan pertama karena pandangan pertama belum dapat mengantar kepada pengetahuan apalagi kekaguman kepada sifat-sifat batiniah kekasih. Pandangan pertama, jika dinamai cinta, penamaan cinta itu hanyalah karena dia dapat menghasilkan cinta jika si pemandang menjadikannya tangga yang dia lalui guna menggapai cinta.
Cinta menuntut kesetiaan. Kesetiaan itu menuntut pencinta menepati janji-janjinya, memelihara kekasihnya serta nama baiknya, baik di hadapan maupun di belakangnya, menjauhkan segala yang buruk dan yang mengeruhkan jiwanya, membantunya memperbaiki penampilan dan aktivitasnya, menutupi kekurangannya, serta memaafkan kesalahannya. Yang dicintai pun harus demikian, jika ia telah menyambut cinta yang ditawarkan. Namun, jika ia menolak, moral menuntutnya untuk tidak berpura-pura mencintai si pencinta, apalagi mempermalukannya dengan membeberkan kepada siapa saja kekaguman si pencinta itu.
Cinta adalah pohon yang tumbuh subur di dalam hati. Akarnya adalah kerendahan hati kepada kekasih, batangnya adalah pengenalan kepadanya, dahannya adalah rasa takut kepada Tuhan dan kepada makhluk –jangan sampai ada yang menodainya– dedaunannya adalah rasa malu –malu mempermalukan dan dipermalukan– buahnya adalah kesatuan hati yang melahirkan kerja sama, sedangkan air yang menyiraminya adalah mengingat dan menyebut-nyebut namanya. Demikian yang ditulis sementara orang.
Cinta mengundang dan mendorong pencinta untuk melakukan aneka aktivitas terpuji, seperti keberanian, kedermawanan, pengorbanan, dan sebagainya. Cinta melahirkan gerak positif. Dengan demikian, ia adalah kehidupan dan kebahagiaan. Karena itu, sungguh tepat ungkapan yang menyatakan: “Jika Anda tidak mencinta dan tidak mengetahui apa cinta, maka jadilah batu karang yang kukuh kering kerontang.“
Inilah yang mengundang para pemikir dan ulama membicarakan cinta dan membahasnya, bahkan itulah yang menjadikan mereka bercinta. Karena itu pula Anda tidak perlu heran menemukan ulama yang dituduh kaku atau sangat ketat dalam pandangan agama, justru berbicara dengan sangat indah tentang cinta, bahkan larut dalam cinta karena cinta seperti itulah yang dikehendaki agama dan moral.